Hakikat Kearifan Lokal

HAKIKAT KEARIFAN LOKAL
“Tugas Kelompok Sosiologi”
Guru Pembimbing : Dra. Suprapti Handayani, S. Pd.






https://pbs.twimg.com/profile_images/2436824730/logo_sman7.gif
















Disusun oleh:
1.              Cleodora Charisma        (06)
2.              Erni Widyaningrum        (07)
3.              Safira Zaininda R           (24)
4.              Zulfa Farida                   (30)

Kelas XI IPS 3

SMA NEGERI 7 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang ”Hakikat Kearifan Lokal”.
            Kami mengucapkan terimakasih karena dalam penyusunan makalah ini saya tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari para guru, khususnya guru Sosiologi dan teman-teman.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan pedoman khususnya bagi penyusunnya dan umumnya bagi para pembacanya.





Purworejo, Oktober 2016


Penyusun


















ii
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR           ……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI                          ……………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang            ……………………………………………………    1
B.     Rumusan Masalah       ……………………………………………………    1
C.     Tujuan                         ……………………………………………………    1
D.    Manfaat                       ……………………………………………………    1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Makna Kearifan Lokal…………………………………………………...     2
B.     Ciri-ciri dan Kearifan Lokal……………………………………………..      3
C.     Bentuk Kearifan Lokal di Indonesia………………………………….....     4
D.    Potensi Kearifan Lokal di Indonesia…………………………………….     5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                 ……………………………………………………    7
B.     Saran                           ……………………………………………………    7
DAFTAR PUSTAKA                        ……………………………………………………    8



















iii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia memiliki keragaman dari sisi etnis, suku, adat istiadat dan lainnya sehingga memiliki karakteristik yang khas dan unik dari setiap aspeknya. Hal ini merupakan kekayaan bangsa yang tidak tenilai harganya.
Dalam keragaman Indonesia pada umumnya memiliki nilai-nilai yang menjadi pedoman hidup bangsa. Nilai-nilai itu menjadi sebuah kearifan yang menjadi ciri khas daerah masing-masing.
Kearifan lokal masyarakat merupakan hasil dari proses adaptasi turun-menurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu lingkungan alam tempat mereka tinggal. Namun, pada era modern ini, tampaknya nilai-nilai luhur dalam kearifan lokal dikhawatirkan mulai kehilangan maknanya. Bagi sebagian orang, hal ini tidak lepas dari pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia melalui arus globalisasi.

Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah makna dari kearifan local?
2.      Apa sajakah ciri-ciri dan fungsi kearifan local?
3.      Bagaimana bentuk kearifan local di Indonesia?
4.      Apa sajakah potensi kearifan local di Indonesia?

Tujuan
1.      Untuk mengetahui makna dari kearifan local.
2.      Untuk mengetahui cirri-ciri dan fungsi kearifan local.
3.      Untuk mengetahui bentuk dari kearifan local.
4.      Untuk mengetahui potensi kearifan local.

Manfaat
1.      Untuk menambah wawasan yang terkait dengan hakikat kearifan lokal.
2.      Untuk memberikan referensi kepada pada pembaca tentang hakikat kearifan lokal.





1.
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Memahami Makna Kearifan Lokal
Menurut asal kata, kearifan lokal terbentuk dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echlos dan Hassan Shadily, local berarti ‘setempat’ sedangkan wisdom adalah ‘kebijaksanaan’. Jadi local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat yang bersikap bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Berikut ada beberapa pandangan mengenai kearifan lokal :
a)      S. Swarsi menyatakan bahwa secara konseptual, kearifan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional.
b)      Phongphit dan Nantasuwan menyatakan kearifan lokal sebagai pengetahuan yang berdasarkan pengalaman masyarakat turun temurun antargenerasi.
c)      I Ketut Gobyah mengatakan bahwa kearifan lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah.
d)     H. Q. Wales menjelaskan bahwa kearifan lokal berarti kemampuan budaya setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan.
e)      Haryati Soebadio mengatakan bahwa kearifan lokal adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri.
f)       UU No.32 Tahun 2009 memberikan pengertian tentang kearifan lokal yaitu nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan komunitas tersebut.




2.
2.  Ciri-Ciri dan Fungsi Kearifan Lokal
a. Ciri-Ciri Kearifal Lokal
Kearifan lokal tercermin dalam setiap aktivitas masyarakat seperti religi, budaya, dan adat istiadat. Masyarakat beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya dengan mengembangkan suatu kearifan dalam wujud pengetahuan atau ide, nilai budaya, serta peralatan, yang dipadukan dengan nilai dan norma adat dalam aktivitas mengelola lingkungan untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Moendardjito mengatakan bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang.

Ciri ciri kearifan lokal :
1.        Mampu bertahan terhadap budaya luar.
2.        Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur unsur budaya luar.
3.        Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
4.        Mempunyai kemampuan mengendalikan
5.        Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
Adapun kearifan lokal menurut Phongphit dan Nantasuwan :
1.                    Memasukkan nilai niilai yang mengajari masyarakat mengenai etika dan nilai moral.
2.                    Mengajarkan masyarakat untuk mencintai alam, tidak merusak alam, dan
3.                    Berasal dari anggota anggota tua masyarakat

Phongphit dan Natasuwan juga menjelaskan bahwa kearifan lokal hadir dalam berbagai bentuk, melalui pemikiran, cara kerja, cara hidup, dan nilai sosial. Permasalahnnya adalah kearifan lokal biasanya tidak diterbitkan dan tidak di promosikan secara resmi. Akibatnya, sulit bagi masyarakat untuk belajar dan menggunakan pengetahuan jenis ini.


b. Fungsi kearifan lokal
Nyoman Sirtha menyatakan bahwa kearifan lokal memiliki berbagai bentuk dalam masyarakat. Karena bentuknya beragam, fungsi kearifan lokalpun juga menjadi beragam. Menurut Sirtha kearifan lokal memiliki berbagai fungsi sebagai berikut ;
1.                  Berfungsi untuk konsevasi dan pelestarian sumberdaya alam
2.                  Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya berkaitan dengan upacra daur hidup, konsep kanda pat rate
3.
3.                  Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
4.                  Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan
5.                  Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat serta upacara daur pertanian
6.                  Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara ngaben dan penyucian roh leluhur.
7.                  Bermakna politik misalnya dalam upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client.

3.  Bentuk Kearifan Lokal di Indonesia

Indonesia kaya akan budaya dan kearifan lokal dalam masyarakat. Suku-suku di Indonesia yang jumlahnya ribuan memiliki kearifan lokal yang menjadi ciri khas masing-masing. Nyoman Sirtha menjelaskan bahwa bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada dalam masyarakat dapat berupa nilai, norma, kepercayaan, dan aturan-aturan khusus. Adapun menurut Teezi, Marchettini, dan Rarosini hasil akhir dari sedimentasi kearifan lokal adalah berbentuk tradisi atau agama.
Terdapat pendapat lain yang mengklasifikasikan bentuk kearifan lokal kedalam dua aspek. Bentuk kearifan lokal yaitu berwujud nyata (tangible) dan yang tidak berwujud (intangible).
a.       Berwujud Nyata (tangible)
1. Tekstual
Beberapa jenis kearifan lokal contohnya sistem nilai, tata cara, dan aturan yang dituangkan dalam bentuk catatan tertulis. Contohnya kalender, naskah, kitab tradisional jawa, dll.
2. Bangunan/ Arsitektual
Konsep kearifan lokal juga terdapat dalam seni arsitektur rumah adat suku-suku di Indonesia. Contoh pendopo Jawa, rumah Gadang, dll.
3. Benda Cagar Budaya
Benda-benda tradisional hasil karya masyarakat juga banyak menyimpan kearifan lokal, seperti patung, senjata, alat musik, dll.
b.      Tidak Berwujud (intengible)
Selain bentuk kearifan lokal yang berwujud, terdapat bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud. Nyanyian, petuah, semboyan, maupun tingkah laku-masyarakat yang telah melekat sejak dahulu. Contohnya nyata dari bentuk kearifan lokal adalah pelestarian mata air Tuk Serco di Desa Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal.
4.
Kearifan   lokal   tersebut   diterapkan   dalam berbagai   kegiatan  baik   fisik   (kebersihan
lingkungan, perbaikan sarana, aktivitas lain) maupun non fisik/ritual (sedekah, sesaji, do’a, dll) baik rutin maupun insidentil. Kegiatan gotong royong kebersihan Tuk Serco ini dilakukan   secara   rutin   setiap   bulan   Maulud (Robiul awwal), pada hari Jum’at paing, dimulai jam 06.00 WIB. Kemudian   dilanjutkan   kegiatan ritual selamatan/sedekah dan sesaji. 

4. Potensi Kearifan Lokal di Indonesia
Pada prinsipnya kearifan lokal mempunyai peran yang sangat strategis dalam membangun peradaban suatu masyarakat. Nilai-nilai dalam kearifan lokal yang dianut oleh masyarakat akan menjadi identitas bagi masyarakat itu sebagai komunitas masyarakat yang bermatabat.
            Pada masyarakat Indonesia, kearifan –kearifan lokal dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, sasnti, petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam perilaku sehari-hari.kerifan lokal biasanya tecelam kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat yang telah berlangsung lama. Keberlansungan kearifan lokal tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu menjadi pegangan kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan menjadi bagian hidup tak terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan perilaku mereka sehari-hari. Beberapa kearifan lokal yang terdapat dalam masyarakat Indonesia antara lain :
a.       Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat
Misalnya dilihat dari seni tekstil di Indonesia. Masyarakat Jawa memilik batik yang menjadi ciri khas dan kebanggaan Indonesia.tidak hanya motifnya yang indah, namun tersimpan makna yang mendalam. Motif-motif tersebut berisi nasihat, harapan, dan doa kepada Tuhan. Contoh batik Parang memiliki makna petuah untuk tidak menyerah, hal itu terlihat dari motifnya yang berisi jalinan yang tidak terputus.
b.      Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
            Kearifan Negar mengajarkan kita untuk tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan. Tentunya hal ini bukan tanpa maksud, melainkan agar berkelanjutan hidup dan diri kita sendiri terus terjaga. Seperti pada masyarakat Dayak Kalimantan. Konsep konservasi lingkungan telah dikenal lama oleh masyarakat Dayak yang disebut Tana’ Ulen, yang maksudnya penduduk dilarang menebang pohon, membakar hutan, membuat Negara, dan melakukan aktivitas yang menimbulkan kerusakan hutan. Pengambilan hasil hutan Tana’ Ulen hanya dilakukan untuk kepentingan umum dan untuk kepentingan pribadi sangat terbatas.
5.
c.       Kearifan lokal alam mitos masyarakat
            Masyarakat Jawa dan Bali mempinyai mitos yaitu menganggap pohon besar memiliki roh penunggu sehingga tidak boleh ditebang. Disadari atau tidak mitos ini sangat membantu keseimbangan alam karena pohon besar menyimpan cadangan air tanah dan penyedia oksigen.
            Mitos terhadap hewan yang dianggap keramat juga turut menyumbang pelestarian hewan dari kepunahan dan menjamin kelangsungan hidupnya. Contohnya : ular, kucing, burung hantu, burung gagak, buaya, dll.
d.      Kearifan lokal dalam bidang pertanian
            Indonesia dianugerahi tanah yang subur sehingga cocok untuk mengembangkan pertanian. Kegiatan pertanian dan bercocok tanam telah dikenal oeh nenek moyang kita. Nenek moyang kita telah mengembangkan Negara pertanian yang ramah lingkungan. Contohnya Negara pertanian Nyabuk Gunung di Jawa Tengah dan Mitracai di Jawa Barat.
e.       Kearifan lokal dalam cerita budaya, petuah, dan sastra
            Kearifan Negar juga tertuah dalam seni sastra. Contohnya Suku Melayu terkenal dengan seni sastranya. Lewat seni sastra Suku Melayu menggambarkan kearifan Negar yang wajib dijunjung tinggi. Dalam berbagi bentuk kearifan Negar Indonesia dapat diambil kesimplan bahwa kearifan Negar di Indonesia mengandung nilai-nilai yang patut diteladani.  Sikap yang dapaat kita contoh bangga terhadap tanah air, menjaga kelestarian lingkungan, mengutamakan kebersamaan, saling menghormati, saling mencintai dan tolong-menolong antar warga Negara.















6.
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dari berbagai bentuk kearifan local masyarakat Indonesia di atas, dapat disimpulkan bahwa kearifan local di Indonesia mengandung nilai-nilai yang patut kita teladani. Sikap yang dapat kita contoh antara lain kecintaan dan kebanggan terhadap tanah air, menjaga kelestarian lingkungan, mengutamakan kebersamaan, saling menghormati, saling mencintai, dan tolong-menolong antarsesama warganegara.

Saran
            Dengan hal ini diharapkan kita mampu mengenali dan mempertahankan kearifan local yang positif yang terdapat di wilayah kita. sehingga kita juga diharapkan dapat mengembangkan komunitas local di wilayah kita.























7.
DAFTAR PUSTAKA


Maryati, Kun dan Suryawati, Juju. 2014. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Erlangga.


































8.

Komentar