1. Skala
pertanian kecil atau lahan yang dimiliki oleh sebagian besar petani relative
sempit.
Solusi
: Pemerintah atau pihak yang berkepentingan memberikan penyuluhan atau
pelatihan langsung kepada petani untuk dapat memaksimalkan lahan yang sempit
tersebut agar dapat menghasilkan hasil pertanian yang maksimal. Misalnya dengan
system pertanian tumpang sari. Dimana disekitar pematang sawah ditanami tanaman
jenis lainnya. Seperti kacang panjang atau jagung. Hasil tanaman yang menumpang
ini dapat ditanam sendiri atau dijual untuk menambah penghasilan bagi petani.
2. Modal yang dimiliki oleh petani sangat terbatas.
Solusi : Memberikan bantuan finansial kepada para
petani. Caranya dengan mengembangkan kelompok tani-tani di desa. Dalam kelompok
tani ini diberi pinjaman dari pemerintah untuk mengolah modal ini agar terjadi
perputaran modal. Dalam kelompok tani ini juga dapat dikembangkan sinmpan
pinjam diantara anggota tentunya dengan bunga yang relatif rendah. Selain
secara finansial kelompok tani akan memberi banyak keuntungan bagi petani-petani kecil di desa ; dapat
memberikan bantuan pupuk dan benih unggul secara cuma-cuma bagi anggota
kelompok tani, sesama anggota dapat saling bertukar informasi harga hasil
pertanian sehingga tidak ada petani yang menjual hasil taninya terlalu rendah,
pemerintah akan lebih mudah dalam memberikan penyuluhan tentang pertanian
karena dikelompok tani dikenal adanya ketuan yang memandu seluruh anggotanya.
3.
Penggunaan teknologi yang masih sederhana.
Solusi
: Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa
program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar
dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan
industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, mempermudah akses-akses
terhadap sumber-sumber informasi IPTEK, perbaikan infrastruktur pertanian dan
peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal
serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.
4. Pertanian sangat dipengaruhi oleh musim.
Solusi : Meningkatkan saluran irisagi yang sudah ada atau
membuat system irigasi yang baik di daerah yang belum terdapat saluran
irigasinya. Jika sistem irigasinya sudah bagus, petani dapat dengan adil
membagi air irigasi tentunya pada saat musim kemarau.
5. Wilayah pasaran hasil pertanian yang sifatnya masih
sempit dan lokal.
Solusi : Petani melalui organisasi seperti KUD atau
kelompok tani dapat mengemas hasil pertanian tersebut agar lebih tahan lama dan
menarik tampilannya, hal ini dapat memudahkan untuk menjual ke lingkup yang
lebih luas.
6. Teknologi pasca panen dikalangan petani sangat minim
sehingga pada saat panen dapat langsung dijual padahal jika diolah terlebih
dahulu nilai jualnya akan menjadi mahal.
Solusi : Pihak terkait memberi penyuluhan atau
pelatihan kepada para petani tentang prosedur pengolahan hasil pertanian agar
menjadi produk yang lebih tinggi nilai jualnya.
7. Pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan
non pertanian) yang semakin tidak terkendali.
Solusi :
Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang
eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.
8.
Umumnya berusaha dengan tenaga kerja
keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran
tersembunyi).
Solusi :
Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian
dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
9.
Swasembada beras yang tidak meningkatkan
kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani.
Solusi :
Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.
10.
Pengetahuan tentang pertanian yang
rendah.
Solusi
: Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui
penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa
pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill,
entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan
pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana
sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi
bidang pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang
bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang
pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah,
professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan
pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada
anak, agriyouth camp, dan lain-lain.
Komentar
Posting Komentar