Permasalahan pertanian yang ada di Indonesia


1.      Skala pertanian kecil atau lahan yang dimiliki oleh sebagian besar petani relative sempit.
Solusi : Pemerintah atau pihak yang berkepentingan memberikan penyuluhan atau pelatihan langsung kepada petani untuk dapat memaksimalkan lahan yang sempit tersebut agar dapat menghasilkan hasil pertanian yang maksimal. Misalnya dengan system pertanian tumpang sari. Dimana disekitar pematang sawah ditanami tanaman jenis lainnya. Seperti kacang panjang atau jagung. Hasil tanaman yang menumpang ini dapat ditanam sendiri atau dijual untuk menambah penghasilan bagi petani.
2.      Modal yang dimiliki oleh petani sangat terbatas.
Solusi : Memberikan bantuan finansial kepada para petani. Caranya dengan mengembangkan kelompok tani-tani di desa. Dalam kelompok tani ini diberi pinjaman dari pemerintah untuk mengolah modal ini agar terjadi perputaran modal. Dalam kelompok tani ini juga dapat dikembangkan sinmpan pinjam diantara anggota tentunya dengan bunga yang relatif rendah. Selain secara finansial kelompok tani akan memberi banyak keuntungan bagi  petani-petani kecil di desa ; dapat memberikan bantuan pupuk dan benih unggul secara cuma-cuma bagi anggota kelompok tani, sesama anggota dapat saling bertukar informasi harga hasil pertanian sehingga tidak ada petani yang menjual hasil taninya terlalu rendah, pemerintah akan lebih mudah dalam memberikan penyuluhan tentang pertanian karena dikelompok tani dikenal adanya ketuan yang memandu seluruh anggotanya.
3.      Penggunaan teknologi yang masih sederhana.
Solusi : Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK, perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.
4.      Pertanian sangat dipengaruhi oleh musim.
Solusi : Meningkatkan saluran irisagi yang sudah ada atau membuat system irigasi yang baik di daerah yang belum terdapat saluran irigasinya. Jika sistem irigasinya sudah bagus, petani dapat dengan adil membagi air irigasi tentunya pada saat musim kemarau.
5.      Wilayah pasaran hasil pertanian yang sifatnya masih sempit dan lokal.
Solusi : Petani melalui organisasi seperti KUD atau kelompok tani dapat mengemas hasil pertanian tersebut agar lebih tahan lama dan menarik tampilannya, hal ini dapat memudahkan untuk menjual ke lingkup yang lebih luas.
6.      Teknologi pasca panen dikalangan petani sangat minim sehingga pada saat panen dapat langsung dijual padahal jika diolah terlebih dahulu nilai jualnya akan menjadi mahal.
Solusi : Pihak terkait memberi penyuluhan atau pelatihan kepada para petani tentang prosedur pengolahan hasil pertanian agar menjadi produk yang lebih tinggi nilai jualnya.
7.      Pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali.
Solusi : Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.
8.      Umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi).
Solusi : Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
9.      Swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani.
Solusi : Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.
10.  Pengetahuan tentang pertanian yang rendah.

Solusi : Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp, dan lain-lain.

Komentar